Pada suatu hari, seorang ilmuan besar dari bangsa Romawi datang ke kota Kuffah untuk berdialog tentang masalah ke-tuhanan dengan cendikiawan-cendikiawan muslim dimasa itu, banyak ulama yang tidak menghiraukan kehadiran ilmuan kafir itu.
Hanya Abu Hanifah yang berani menghadapnya, dialogpun dimulai dan Abu Hanifah berkata, katakan pendapat tuan!, ilmuan kafir itu heran dengan keberanian Abu Hanifah, lalu bertanya:
Atheis : Pada tahun berapakah Tuhanmu dilahirkan?
Abu Hanifah: Allah berfirman; Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan.
Atheis : Masuk akalkah bila dikatakan bahwa Allah ada pertama yang tiada apa-apa sebelumnya?. Pada tahun berapa Dia ada?
Abu Hanifah : Dia berada sebelum adanya sesuatu.
Atheis : Kami mohon deiberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!.
Abu Hanifah : Tahukah tuan tentang perhitungan?
Atheis : Ya.
Abu Hanifah : Angka berapa seblum angka satu?
Atheis : Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah : kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya, kenapa tuan heran kalau sebelum Allah yang maha esa yang hakiki tidak ada yang mendahuluinya?
Atheis : Dimanakah Tuhanmu berada sekarang? Sesuatu yang ada pasti ada tempatnya.
Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu? Apakah didalam susu itu ada lemaknya?
Atheis : Ya, Sudah tentu.
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan padaku dimana, dibagian mana tempatnya lemak itu ada sekarang?
Atheis : Tak ada tempat yang khusus, lemak itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu diseluruh bagian.
Abu Hanifah : kalau lemak yang berupa 'mahluk' tidak memiliki tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah?
Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan.
Atheis : Tunjukkan kepada kami Dzat Tuhanmu? Apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air.
Abu Hanifah : pernahkah tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis : Ya, pernah.
Abu Hanifah : Sebelumnya ia berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis : Karena rohnya meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?
Atheis : Ya, masih ada.
Abu Hanifah : Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seperti gas?
Atheis : Entahlah, aku tidak mengetahui.
Abu Hanifah : Kalau tuan tidak mengetahui zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah mahluk, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan Dzat Allah Ta’ala.
Atheis : Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?
Abu Hanifah : jika tuan menyalakan lampu didalam gelap malam, kearah manakah sinar lampu itu menghadap?
Atheis : sinarnya menghadap keseluruh arah dan penjuru.
Abu Hanifah : kalau demikian halnya dengan lampu yang Cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta’ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar