Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
22.5.12 | Selasa, Mei 22, 2012 | 0 Comments

APA KATA MEREKA TENTANG LADY GAGA?

moonerarea

Hangat seputar konser lady gaga yang akan di gelar pada 3 juni ntar (mudah-mudahan gaga[l]) membuat banyak kalangan mulai angkat bicara.

berikut ini ane cuplik beberapa tokoh yang ngomong [area] masalah Lady Gaga Si Lady Syetan itu :


  • Hasyim Muzadi


Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi berharap, Polri tetap pada sikapnya tidak memberikan izin konser penyanyi berasal dari Amerika Serikat, Lady Gaga, di Jakarta, 3 Juni 2012.

"Sebaiknya Polri tetap tidak memberi izin," katanya di Jakarta, Senin (21/5/2012). Hasyim kembali mengemukakan bahwa tidak banyak manfaat yang dapat dipetik dari konser Lady Gaga, bahkan lebih banyak ruginya, baik dari segi moral maupun stabilitas keamanan.


Menurut dia, banyak kalangan selalu bicara kebebasan atas nama Hak Asasi Manusia (HAM), termasuk soal konser Lady Gaga. Dia mengatakan, jika kelompok pendukung konser Lady Gaga di Indonesia mengatasnamakan HAM, kelompok yang menolak Lady Gaga juga bisa mengatasnamakan HAM.

"Kalau yang membela Lady Gaga berdasarkan HAM, bagaimana kalau yang menentang juga berdasarkan HAM untuk menentang? Karena menentang pun juga HAM kan? Ingat, membela norma pun punya HAM," katanya.


Menurut Hasyim yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam Malang dan Depok itu, HAM di Indonesia memang tidak jelas jenisnya, apakah humanisme seperti yang dianut Mahatma Gandhi atau Westernisme yakni semua yang dari Barat harus diterima dan yang menolak dicap melanggar HAM.

"Apakah Indonesianisme yakni HAM untuk membela kepentingan kebangsaan atau HAM merupakan monster yang justru akan digunakan melindas norma kebangsaan Indonesia," katanya.


Kenyataan di lapangan, kata Hasyim, kelompok yang paling getol menggunakan HAM adalah neolib dan neokom yang menggunting norma-norma agama. "Inilah yang tercermin dari polemik Lady Gaga. Sebagian yang merasa tokoh agama pun bergaya western untuk memastikan keintelekan dan humanismenya," kata Hasyim. [widad/rpb].


  • HTI (Hizbut tahrir indonesia)

Upaya menghadirkan Irshad Manji dan Lady Gaga menurut pandangan Ketua Lajnah Tsaqofiyah DPP Hizbut Tahrir Indonesia merupakan bukti kepengecutan kelompok liberal di Indonesia dalam menyebarkan gagasannya.

“Mereka sebenarnya masih takut untuk menyebarkan ide mereka di sini” Kata Ustadz Hafidz Abdurrahman kepada arrahmah.com saat mengisi acara Halaqoh Islam dan Peradaban dengan tema Liberalisasi Agama dan Budaya 'Strategi penjajah menghancurkan Islam', di Wisma Antara, Jakarta (16/5).
Ketakutan tersebut menurut Ustadz Hafidz, karena kelompok liberal di Indonesia masih mendapat perlawanan oleh organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia.

“Sehingga mereka pinjam tangan orang lain, agar tidak mendapat gangguan atau resistensi dari dalam organisasi mereka, dari NU, Muhammadiyah, atau Majelis Ulama Indonesia” ungkapnya.
Oleh karena itu, lanjutnya, mereka perlu mendatangkan sosok-sosok yang memiliki paradigma sama dengan mereka dari luar Indonesia yang dapat mempengaruhi banyak orang.

“Maka, mereka mengundang Irshad Manji yang pola fikirnya tidak jauh dari mereka. Nah, cuma mereka  ngomong sendiri, kan masih takut, kalau orang lain, sudah ngomong, tinggal balik lagi ke negaranya, tapi korbannya ini, dan pengikutnya ini. Itulah yang saya lihat mengapa saya lihat mereka perlu mengundang orang-orang semacam ini.”papar Ustadz Hafidz.
Hal tersebut, menurutnya berlaku pula kepada kedatangan Lady Gaga, meskipun berbeda dalam pendekatan metode penyampaian ideologinya.

“Tidak jauh berbeda dengan Lady Gaga mereka juga seperti itu, hanya saja beda agen, jika yang satu terkait pemikiran dan intelektualitas, yang satu lagi melalui budaya” lontar Ustadz Hafidz.

Sebelumnya, Dia menyimpulkan hal tersebut, dari pengalaman ketika dahulu HTI pernah diundang sebuah diskusi yang dihadiri oleh Kaum Gay dan acara tersebut diisi oleh tokoh wanita liberal indonesia yang mengatakan bahwa lesbianisme dan gay adalah fitrah yang diciptakan oleh Allah, sehingga harus dihargai.
“Nah ungkapan seperti itukan tidak berani mereka ungkapkan secara terbuka sehingga perlu meminjam tangan orang lain” Jelasnya. (bilal/arrahmah.com)

  • Suryadharma Ali (menteri agama)

Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali meminta kepada pihak penyelenggara untuk membatalkan konser Lady Gaga.  Menurutnya, pembatalan ini bertujuan untuk menjaga moral dan akhlak seluruh masyarakat di Indonesia.


“Saya meminta kepada pihak terkait dan pihak penyelenggaran konser Lady Gaga, sebaiknya dibatalkan saja. Saya berkewajiban untuk mengungkapkan ini untuk melindungi semua umat dan bukan hanya umat Islam, tapi semua agama,” ungkap Suryadharma di Jakarta, Senin (21/5/2012).


Suryadharma selaku Ketua Harian Satgas Antipornografi menegaskan, kehadiran Lady Gaga di Jakarta juga bukan hanya ditolak oleh umat Islam saja, melainkan juga umat agama lain.

Pasalnya, penampilan penyanyi yang dijuliki ‘Mother Monster’ini dinilai mempertunjukkan hal-hal yang bertentangan norma agama dan kesusilaan. Sehingga wajar saja jika hal ini memang harus menjadi perhatian pemerintah untuk menangani masalah ini.


“Jujur saja, saya belum pernah menonton konser Lady Gaga. Akan tetapi, dengan adanya penolakan dan larangan terhadap penampilan Lady Gaga yang seronok oleh beberapa negara, itu sudah menjadi bukti. Aksi penyanyi tersebut tidak sesuai dengan kultur dan kepribadian bangsa, agama dan etika bangsa Indonesia,” jelasnya.


Selain itu, Ketua Umum PPP ini memaklumi jika dirinya dinilai tidak paham arti seni  oleh sebagian masyarakat.  Jika ada penilaian seperti itu, Suryadharma mengaku sangat memaklumi hal tersebut.

“Biarkan saja jika kita dinilai tidak mengerti masalah seni. Itu hanya suara untuk melindungi suatu kelompok. Kita tentunya memiliki tujuan yang baik. Kementerian ini (Kemenag) berkewajiban untuk menjaga umat dan generasi bangsa dari degradasi moral,” imbuhnya. [Widad/jpnn]


  • Habib Rizieq


alt“Dalam menyikapi rencana konser Lady Gaga di Indonesia, imam besar Masjid Istiqlal, Musthofa Ya’qub dalam acara ILC di TV One tanggal 19/5/2012 jam 20.00 s/d 23.000 wib dan tanggal 19/5/2012 jam 20 wib menyatakan bahwa Hujjatul Islam Imam Al ghazali rahimahullah dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin” melarang nahi munkar dengan kemunkaran seperti anarkisme. Ya, nahi munkar dengan kemunkaran atau anarkisme memang dilarang. Tetapi nahi munkar dengan kekerasan tidak ada larangan jika diperlukan,” kata Habib Rizieq melalui pesan singkatnya yang dikirimkan ke media Islam, Jakarta (21/5).

Lebih dari itu, menurut Habib Rizieq, yang ia temukan dalam kitabnya Imam Ghazali berbanding terbalik dengan pernyataan Ali Ya’qub yang melarang nahi munkar dengan kekuatan. Imam Ghazali menurutnya memberikan ruang bagi penggunaan power tanpa legitimasi penguasa.
“Justru, Imam Ghazali dalam kitab Ihya' nya tersebut menganjurkan nahi munkar dengan kekuatan senjata jika diperlukan, bahkan tidak perlu izin Imam/ pemerintahan. Apa Imam Ghazali dengan kitab Ihya' nya ada DUA? Yang satu menolak kekerasan dan yang lainnya menganjurkan kekerasan? Atau ada yang salah baca kitab?” ujarnya

Lanjut Habib Rizieq, Nabi SAW sudah memberikan contoh yang agung terkait penggunaan kekuatan dan bersikap lemah lembut dengan proporsional sesuai kebutuhan fitrah manusia dalam menghadapi keadaan.
“Dalam situasi perang Nabi SAW sangat keras, dan dalam situasi damai Rasulullah SAW sangat lembut  berdakwah tetapi sangat tegas dalam berhisbah (penegakan amar ma’ruf nahi munkar),” tuturnya.

Habib Rizieq pun memberikan fakta sejarah terkait kebenaran Rasulullah menggunakan kekuatan dan kekerasan dalam menghadapi kemunkaran.
“Buktinya beliau SAW membakar masjid dhiror, memecahkan gentong khamar, memukul pemabuk, mencambuk pelaku qodzaf, memotong tangan pencuri, dan merajam Zani Muhson,” tegasnya.

Habib Rizieq juga mengingatkan, bahwa bentuk kepatuhan terhadap penguasa ada batasannya, bukan membabi buta.
“Taat kepada ulil amri (baik diartikan ulama ataupun umara) memang wajib SELAMA si penguasa taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya,” pungkas Habib Rizieq. (bilal/arrahmah.com)

  • FUI & FPI

(VoA-Islam) – Sejumlah ormas Islam di Jakarta telah mendatangi Mabes Polri dan meminta agar polisi tidak memberi izin konser Lady Gaga ke Jakarta pada 3 Juni mendatang. Polisi pun mendengar masukan-masukan dari masyarakat.

Forum Umat Islam (FUI) dan Front Pembela Islam (FPI) mengaku heran, jika ada ormas Islam bergerak dalam menyikapi sesuatu yang bertentangan Islam dan Pancasila, selalu dibilang anarkis, dan dituduh mengambil alih tugas polisi. Tapi sekarang, ketika polisi melarang dan tidak merekomendasi izin konser Lady gaga, yang disalahkan adalah polisi. Jadi maunya apa sih?


Seperti diketahui, Habib Salim al-Atas dari FPI menegaskan, dasar penolak Lady  Gaga bahwa dia adalah icon pornografi dan pesuruh serta pemuja setan. Gaga ingin menjadikan remaja Indonesia untuk menjadi anak-anak monster. Ini  bahaya untuk budaya Indonesia. Jika negara komunis seperti Cina saja, Lady Gaga ditolak, Indonesia yang katanya religius, justru menyambut kedatangannya. Aneh!


“Kita harus menjaga anak bangsa dari kerusakan moral dan bahaya pornografi. Bukan hanya Lady Gaga yang ditolak umat Islam, artis bintang porno asal Jepang seperti Miyabi, juga pernah kita tolak. Bukankah Indonesia mempunyai UU Pornografi?”


Habib Salim atau yang akrab disapa Habib Selon ini mempertanyakan presenter televisi seperti TV One yang selalu mencecar FPI dengan pertanyaan-pertanyaan tendensius. Seolah hanya FPI saja yang menolak kehadiran Lady Gaga untuk konser di Jakarta, 3 Juni mendatang. Padahal ada beberapa ormas Islam lain yang memiliki sikap yang sama: menolak Lady Gaga.

Ada kesan, pertanyaan-pertanyaan itu merupakan titipan kelompok liberal yang meminta agar Presenter TV memojokkan FPI dan tokoh Islam lain yang menolak Lady Gaga. Pertanyaan yang sama, gaya mencecar, dan menyudutkan dari presenter begitu terasa.


Pertanyaan seorang Pemred TV One seperti Karni Ilyas yang menggiring dan terkesan tendensius itu diantaranya: kenapa akhir-akhir ini hubungan polisi dengan FPI begitu dekat sekali? Sambil tersenyum, Habib Selon menjawab, hubungan FPI dengan polisi memang ibarat suami-istri, kadang ribut kadang akur. Tapi yang jelasm FPI tidak pernah lari dari hukum. FPI siap mempertanggungjawabkan apa yang kami perbuat di lapangan.


Setiap melakukan aksi penolakan, kata Habib Selon, FPI tetap memakai prosedur, dengan mendatangi Mabes Polri untuk memberi laporan. Tidak benar, FPI melakukan pembakaran, atau ancaman untuk melakukan aksi perusakan. “Jika ada berita seperti itu, sepertinya wartawan yang membuat berita itu tidak benar.”



Sekaliber Karni Ilyas Tidak Tahu Irshad Manji Lesbi

Ketika Karni Ilyas (Pemred TV One) menyinggung soal Irshad Manji, kenapa FUI menolak Irshad Manji? Sekjen Forum Umat Islam, KH. Muhammad al-Khaththath mengatakan, perilaku Lady Gaga maupun gagasan Irshad Manji sangat bertentangan dengan Islam dan  moralitas bangsa Indonesia, bahkan melabrak Pancasila dan Pembukan UUD 45. Melihat perilaku kedua wanita itu tidak diridhoi Allah Swt.


“Seorang Irshad Manji, misalnya, di dalam sebuah You Tube menyerukan bagaimana cara mencumbu lesbi. Orang seperti Manji, bahkan dengan ngawur mengatakan, seorang muslim dengan gaya hidup lesbi masih bisa bertakwa. Jelas, ini penyimpangan yang luar biasa dan mengundang azab Allah. Ingat! Kaum Sodom (kaum Nabi Luth) yang pernah diazab Allah karena perbuatannya, melakukan hubungan sesama jenis,” ungkap Al-Khaththath.


Karni Ilyas kembali mendesak dengan pertanyaan interogasi, apakah ada FUI yang ikut demo di Salihara? Dijawab singkat Sekjen FUI, tidak ada.
Bodohnya lagi, Pemred TV One sekaliber Karni Ilyas berkata, saya tidak tahu dia lesbian atau tidak? Al Khaththath  lalu balik bertanya, lha kok orang sekaliber Karni Ilyas tidak tahu. “Sejak awal anda tidak menunjukkan kemarahan dengan kebrobrokan moral seorang Irshad Manji dan Lady Gaga,” tanya al Khaththath heran.


Dikatakan Al Khaththath, di dalam Qur’an, tegas-tegas perilaku lesbi dan homoseksual dilarang oleh agama Islam. MUI bahkan telah mengeluarkan fatwa haram membeli tiket Lady Gaga. “Takutlah dengan Azab yang tidak hanya menimpa di kalangan orang zalim, tapi juga orang beriman. Kaum Luth yang ngeyel itu adalah contoh bagi kita semua untuk tidak melakukan kekejian yang sama.”


FUI dan FPI mengaku heran, jika ada ormas Islam bergerak dalam menyikapi sesuatu yang bertentangan Islam dan Pacasila, selalu dibilang anarkis, dan dituduh mengambil alih tugas polisi. Tapi sekarang, ketika polisi melarang dan tidak merekomendasi izin konser Lady gaga, yang disalahkan adalah polisi. Jadi maunya apa sih?


Baik FPI mau FUI mengingatkan, takutlah dengan azab Allah dikarenakan kita tidak menunjukkan kemarahan ketika melihat kemungkaran di depan mata. Jangan sampai umat Islam, bahkan media-media seperti TV One kemasukan liberal. Karena kelompok liberal terus menerus mempengaruhi televisi untuk menyudutkan tokoh Islam yang selama ini giat menolak kemaksiatan. Kelompok liberal pula yang “membisikkan” agar media-media nasional mendukung kemungkaran atas nama kebebasan ekspresi dan berpendapat. Kita tahu, siapa pemilik modal televisi-televisi swasta di negeri ini? Kebanyakan pemodalnya adalah orang kafir yang tidak senang dengan Islam, apalagi dengan ormas Islam seperti FPI. (Desastian).

  • Komnas HAM



(SI ONLINE) – Pembatalan konser Lady Gaga tidak melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Sebaliknya, batalnya konser artis porno pemuja iblis itu justru untuk menghormati HAM kalangan mayoritas di Indonesia, yakni umat Islam. Hal itu ditekankan oleh anggota Komnas HAM, Saharudin Daming kepada Suara Islam Online, Selasa (15/5/2012).

“Menempatkan sesuatu itu harus dilihat dari perspektifnya. Misalnya HAM, betul HAM itu berhenti pada kebebasan, tapi kebebasan itu bukan segala-galanya," kata Daming.

“Dalam Undang-Undang 1945  pasal 29 ayat 2 dan pasal 28 J ayat 2, yang membatasi pelaksanaan kebebasan harus berdasarkan empat koridor: hukum, ketertiban umum, norma kesulilaan dan norma keagamaan. Itu semua berlaku dimanapun,” lanjut aktivis Muhammadiyah ini.

Daming juga menegaskan untuk kasus konser Lady Gaga mengandung masalah pada 3 koridor HAM dalam UUD 1945 tersebut. Termasuk bermasalah pada koridor norma kesusilaan. “Sekarang dengan konser Lady Gaga faktanya dalam konsernya bermasalah dari sisi kesusilaan. Siapapun dia kalau masih normal berfikirnya dan masih memegang teguh pada nilai-nilai kesusilaan, sulit mengatakan apa yang dilakukan Ladi Gaga tidak menyempet nilai kesusilaan."

Sementara nilai Kesusilaan di Indonesia berbeda dengan nilai kesusilaan Barat, "Nilai kesusilaan itu memang relatif, tetapi  nilai kesusilaan Indonesia berbeda dengan nilai kesusilaan barat. Kita mengaku rakyat Indonesia jadi kita pakai kesusilaan Indonesia. Saya juga melindungi kesusilaan Indonesia”, kata Daming.

Bukan hanya melanggar koridor kesusilaan di Indonesia, Lady Gaga juga melanggar nilai agama. Karena Islam tidak membenarkan pornografi. “Dilihat dari segi agama sudah jelas. Apalagi Islam, tidak membenarkan sama sekali bentuk peragaan, pameran aurat, tari-tarian, dan goyangan erotis ataukah itu yang menyerempet pornografi ataupun pornoaksi. Jelas sudah konser Lady Gaga menyerempet pada koridor nilai agama, yang jelas-jelas sudah dilarang negara.”

Terakhir Daming juga melihat pelanggaran pada koridor ketertiban umum, karena konser Lady Gaga banyak meresahkan masyarakat dengan banyaknya pro dan kontra yang terjadi, dan yang mendukung konser Lady Gaga berarti pemuja iblis.

“Soal ketertiban umum, kalau konsernya itu banyak yang protes dari berbagai ormas dan elemen masyarakat, walaupun ada sedikit yang mendukung. Nah yang dukung itu juga pemuja iblis juga. Kan banyak pro dan kontra, lalu siapa yang mau mempertanggungjawabkan jika terjadi konfrontasi antara pihak yang setuju dan yang tidak setuju terhadap konser itu”, tanyanya.

Jika dilihat dari manfaat dan mudharatnya, Damingpun mengatakan lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya. “Konser itukan lebih banyak mudharatnya dibanding manfaatnya. Manfaatnya hanya segelintir, tidak banyak. Sekarang sudah saatnya kita mengantarkan bangsa kita  untuk lebih beradab dan menjadi bangsa yang bermartabat, menjadi bangsa yang tidak mendewakan bisikan-bisikan iblis,” ujarnya.

  • OPICK

Penyanyi lagu-lagu religi Aunur Rofiq Lil Firdaus atau Opick menilai kedatangan penyanyi kontroversial Lady Gaga ke Indonesia hanya untuk membaptis pengikut setan.
"Lady Gaga ke sini (Indonesia, red.) karena ada 100 ribu penonton yang akan dibaptis untuk masuk sebagai pengikut setan," katanya dikutip dariantaranews.com di Cilacap, Sabtu siang.

Opick mengatakan hal itu  usai menghibur masyarakat dalam kegiatan Pasar Rakyat yang diselenggarakan Pengurus Besar Nahdatul Ulama bersama Sinar Mas Group dan sejumlah perusahaan lainnya di Lapangan PJKA Kesugihan, Cilacap, Jawa Tengah, 19--20 Mei 2012.
Ia mengaku tidak setuju dengan rencana kedatangan Lady Gaga untuk berkonser di Indonesia.
"Masak saya harus membela setan," kata pelantun lagu "Tombo Ati" ini.

Sebagaimana diketahui, Lady Gaga adalah seorang penyanyi yang menjadi Robot organisasi rahasia Yahudi Illuminati. Assesoris penampilan Gaga dalam setiap konsernya, secara vulgar menonjolkan lambang illuminati dan paganisme. Illuminati adalah sebuah kelompok Zionis Yahudi yang memiliki hubungan erat dengan Free Masonry kelompok rahasia dan bawah tanah Zionis. Illuminati adalah sekte Luciferian (iblis) yang memiliki arti Sang Pembawa Cahaya dan sekte memiliki misi untuk menghancurkan umat Islam melalui ide pemikiran rusaknya.

Lady Gaga juga merupakan Ratu Iblis Liberal Pemuja Setan. Dalam video klip lagu Alejandro digambarkan Gaga bersatu dengan Tuhan-kaum Nasrani (Yesus). Lalu dia menyalahkan Tuhan, karena Tuhan tidak dapat memenuhi keperluan rohaninya. Akhirnya dia merubah diri dari biarawati menjadi paderi Luciferian (syetan) yang dilambangkan dengan tangan kanan menutup mata kirinya (menjadi bermata satu, lambang Yahudi).

Tak hanya itu, penyanyi haus sex ini juga penyebar Gaya Hidup GAY, LESBIAN dan TRANSGENDER. Salah satu lirik lagu Gaga “Born This Way” yakni : “..No matter gay, straight, or lesbian, transgendered life… I’m on the right track, baby I was born to survive.” (Tidak peduli gay, lurus, lesbian, kehidupan transgender. Saya dijalur yang benar…).
Serta, lady Gaga merupakan Icon Pornoaksi dan Pornografi. Setiap kali aksi konsernya, Lady Gaga tidak lepas dari sensasionalnya. Yakni menampakkan aurat dan meliukkan tarian yang erotis.
Maka dari itu,  umat Islam menolak keras kedatangan Ratu Iblis tersebut untuk mengadakan Konsernya di Jakarta. (bilal/arrahmah.com)

  • DEDE YUSUF



Bandung (SI ONLINE) - Suara penolakan terhadap konser penyanyi porno Lady Gaga terus bergaung. Menyusul izin penyelenggaraan yang ditolak oleh Polda Metro Jaya dan Mabes Polri, penolakan serupa juga datang dari Wakil Gubernur Jabar, Dede Yusuf.

Menurut Dede, penolakan pada kehadiran penyanyi yang aksi panggungnya kontroversial tersebut tak hanya dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Namun, Korea Selatan  dan beberapa negara di Asia juga ikut menolak. ‘’Konser Lady Gaga, sering menghina simbol-simbol agama,” ujar Dede usai mengikuti Rapat Paripurna di DPRD Jabar, Selasa (15/5/2012.
Belum lagi, kata Dede, aksi panggungnya yang terlalu berani. Ini karena, lanjutnya, penyanyi itu sering mengidentikkan dirinya sebagai jelmaan setan. "Silakan saja lihat konsernya di Youtube, sangat berani. Cek aja,’’ imbuh Dede. 

Promotor Klaim Didukung Kementerian Pariwisata
Sementara itu, Presiden Direktur Big Daddy Entertainment, Michael Rusli,  mengaku, proses perizinan pasti akan dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditentukan panitia penyelenggara. Saat ini, ungkap dia, upaya pengajuannya tengah dalam proses lantaran penyelenggaraan konser sudah tidak lama lagi.

Terkait potensi pembatalan konser karena tidak ada rekomendasi kepolisian dan penolakan berbagai organisasi massa, Rusli mengaku belum bisa melakukan antisipasi.

Namun demikian, Rusli menegaskan, akan tetap mengupayakan keberlangsungan konser tersebut lantaran telah mendapat restu dari Kementerian Pariwisata Republika Indonesia.

"Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Marie Elka Pangestu, juga menyambut baik konser tersebut," tutur Rusli kepada Republika.


  • Indonesia Police Watch (IPW)

Indonesia Police Watch (IPW) berharap Polda Metro Jaya bersikap konsisten dengan keputusannya, yakni tidak memberikan izin keramaian atas penyelenggaraan konser Lady Gaga pada 3 Juni mendatang di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengatakan, polisi perlu konsisten untuk menjaga ketertiban umum dan menegakkan UU Antipornografi.

"Jika Polri sudah menilai ada potensi pornoaksi dalam pementasan Lady Gaga, adalah tugas Polda Metro Jaya mencegah dan melarang pertunjukan tersebut. Kami berharap Polda Metro tidak ragu-ragu meskipun banyak pihak yang mengecam pelarangan tersebut," kata Neta dalam siaran pers, Sabtu (19/5).
Dia pun berharap agar Polda Metro tidak ragu-ragu meskipun banyak pihak yang mengecam pelarangan tersebut. Lantaran keputusan itu didasarkan pada Pasal 19 ayat B UU Antipornografi. 

Fungsi kepolisian disebutkan di dalamnya untuk melakukan pengawasan terhadap pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi.
Sementara dalam Pasal 21 disebutkan, masyarakat dapat berperan serta dalam melakukan pencegahan terhadap pembuatan, penyebarluasan, dan penggunaan pornografi. Untuk itu, ujar Neta, IPW mendukung langkah Polri dalam menegakkan UU Antipornografi. 

Neta mengatakan, pihak asing yang ingin tampil di Indonesia harus memahami, bahwa Indonesia memiliki UU Antipornografi. Jika mereka tidak mengindahkan undang-undang tersebut, mereka harus siap dilarang tampil oleh Polri.

"Artis asing yang pentas di Indonesia harus mau menyadari hal ini. Sebelumya sudah banyak artis Indonesia yang dilarang tampil di berbagai daerah. Jika artis asing dibiarkan berarti Polri bersikap diskriminatif," nilai Neta. (bilal/arrahmah.com)



0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar