Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
16.4.12 | Senin, April 16, 2012 | 0 Comments

PETANI TEMBAKAU VS ROKOK


muslimska.tk
Selama ini masyarakat memperdebatkan untung-rugi racikan daun tembakau alias rokok. Ditinjau dari kesehatan rokok diketahui mempunyai lebih dari 4000 senyawa kimia berbahaya yang menyebabkan beranekaragam penyakit diantaranya kanker, paru-paru, jantung, impoten, gangguan janin dan sebagainya. Rokok menjadi penyebab utama kematian di dunia.


Pemerintah tampaknya setengah hati mengeluarkan kebijakan larangan merokok atau menutup industri rokok. Pasalnya tahun 2009 cukai rokok menyumbang pendapatan negara sebesar 53 trilyun, tahun 2010 diprediksikan mencapai Rp 53,3 trilyun dan di prediksi teruss naik hingga tahun 2012 ini. Jumlah pemasukan yang lumayan fantastis dari satu sektor saja. Memang agak sulit mencari bandingnya dari sektor lain. Bandingkan dengan BUMN yang hanya bisa menyumbang sekitar Rp 34 trilyun.
Memang benar, industri rokok memberikan kontribusi pendapatan negara, namun berdasarkan penelitian World Bank kerugian yang harus ditanggung negara akibat dampak rokok jauh lebih besar. Kerugian tersebut meliputi penyembuhan penyakit akibat rokok, absen dari bekerja, hilangnya produktifitas dan pemasukan, kematian prematur, dan menimbulkan kemiskinan lebih lama. Kebanyakan perokok terdiri dari mereka yang bergolongan berpendapatan rendah. Berdasarkan data Sensus Ekonomi Nasional tahun 2005, pengeluaran keuangan rumah tangga perokok untuk konsumsi rokok menunjukkan angka cukup besar, mencapai 11,5 persen. Angka itu lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran untuk urusan pendidikan yang hanya 3,2 persen, kesehatan 2,3 persen, dan konsumsi ikan serta daging 11 persen. Sebagai contoh, seorang petani di Wonosobo menghabiskan Rp 274 ribu per bulan untuk merokok, tapi keberatan atas biaya Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan (SPP) anaknya yang hanya Rp 7.000 per bulan.



                                          __________________

muslimska.tkBiaya besar lainnya yang tidak mudah untuk dijabarkan termasuk berkurangnya kualitas hidup para perokok dan mereka yang menjadi perokok pasif. Belum lagi penderitaan bagi mereka yang harus kehilangan orang yang dicintainya karena merokok. Semua ini merupakan biaya tinggi yang harus ditanggung.

Upaya Mengurangi Dampak Rokok !

Melihat dampak dan kerugian rokok, patut kiranya kita mengupayakan berbagai cara untuk menekan tingkat konsuminya, khususnya mencegah munculnya perokok baru dari kalangan remaja dan anak-anak.
Pemerintah dapat menaikkan jumlah cukai Indonesia. Selama ini jumlah cukai rokok Indonesia saat ini tergolong paling rendah sekitar 37 persen dari negara-negara lain, khususnya di kawasan Asia yang rata-rata nilai cukai rokok di negara lain mencapai 51 persen. Kenaikan cukai akan mendorong kenaikan harga rokok. Harapannya dengan kenaikan harga mampu mengurangi konsumsi rokok. Bank Dunia dalam laporannya Curbing the Epidemic menunjukan kenaikan harga rokok sebanyak 10 persen karena naiknya pajak rokok, akan membuat 40 juta orang yang hidup di tahun 1995 untuk berhenti merokok dan mencegah sedikitnya 10 juta kematian akibat rokok.
Pengendalian tembakau dianggap membangkrutkan industri rokok yang mengakibatkan Pemutusan Hukum Kerja (PHK) masal, plus akan menggulung eksistensi petani tembakau. Tudingan hanya isapan jempol. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), industri tembakau tidak penyerap tenaga kerja besar di tingkat nasional. Industri ini hanya menduduki peringkat 48 dari 66 sektor yang berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja. Industri rokok berkontribusi kurang dari 1 persen terhadap total tenaga kerja nasional sejak tahun 1970-an, hingga kini (bandingkan, misalnya dengan sektor jasa konstruksi yang berkontribusi 5,4 persen, atau sektor pertambangan yang berkontribusi 4,6 persen). Trend menurunnya penyerapan tenaga kerja akan terus terjadi, karena industri rokok melakukan mekanisasi.
Tidak perlu mengkhawatirkan nasib petani tembakau lokal. Toh, selama ini bargaining position para petani kita sudah rendah. Ini karena setiap kali panen petani harus segera menjual, jika tidak ingin merugi. Sementara, umumnya industri rokok memiliki stock tembakau selama dua tahun. Selain itu, industri rokok juga mempunyai alternatif impor tembakau dari Zimbabwe.
Industri rokok masih mematok harga beli tembakau sesuka hatinya. Harga dan kualitas daun tembakau sepenuhnya ditentukan oleh pihak industri rokok. Mereka mempunyai grader yang bertugas menentukan grade dari daun tembakau. Masing-masing grader ini mempunyai penilaian berbeda-berbeda sesuai perusahaannya. Setidaknya ada 40 tingkatan kualitas dan harga tembakau, mulai Rp 500 sampai dengan Rp 25.000 per kilogram, tergantung letak grade-nya. Banyak petani tidak mengetahui tentang penentuan itu.
Dua dari tiga petani ingin meninggalkan budidaya tembakau, dan mencari pekerjaan lain. Misalnya berpindah profesi menjadi petani padi, tanaman sayuran atau berdagang. Jadi, yang membuat petani tembakau sengsara bukanlah faktor pengendalian tembakau, tetapi justru industri rokok itu sendiri. Pemerintah dapat mendorong dengan pemberian bantuan modal bergilir dan insentif bagi petani tembakau yang mau beralih profesi.
Alternatif lain pemerintah bisa menggalakkan wirausaha yang menggunakan tembakau sebagai bahan baku bukan rokok. Misalnya saja untuk bahan baku kerajinan, obat-obatan herbal (anti kanker, anti radang, peningkat ketahanan tubuh, anti diabetes, biofuel, dan bio pestisida. Dari hasil penelitian Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Arief Budi Witarto, MEng daun tembakau ternyata memiliki manfaat sebagai penghasil protein anti kanker dan menstimulasi perbanyakan sel tunas (stemcell) yang bisa dikembangkan untuk memulihkan jaringan fungsi tubuh yang rusak. Sementara menurut Vyacheslav Andrianov, Ph.D., asisten profesor di bidang Biologi Kanker di Laboratoirum Jefferson Medical College of Thomas Jefferson University, biji tembakau dapat menghasilkan biofuel lebih efisien daripada produk pertanian lainnya. Minyak nabati biji tembakau telah diuji dan dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.
Sebagai upaya mencegah peningkatan perokok baru dari generasi muda, pemerintah dapat
memasukkan bahaya rokok dalam kurikulum pendidikan. Pemerintah juga mendorong penelitian tentang manfaat lain daun tembakau melalui program Karya Ilmiah Remaja (KIR) bagi Sekolah Menengah Atas (SMA), dan lomba kreativitas mahasiswa.
muslimska
Pengendalian rokok dapat ditempuh melalui penerbitan peraturan larangan merokok di tempat umum dan larangan menjadikan produsen rokok sebagai sponsor di berbagai kegiatan, khususnya kegiatan anak-anak dan remaja serta di dunia pendidikan. Bila peraturan tersebut belum mempan, perlu adanya gerakan massa masif atau penggalangan massa yang mendorong upaya pemboikotan atau sanksi sosial bagi pelaku. Di Indonesia sanksi sosial masyarakat seringkali lebih manjur dibandingkan peraturan resmi pemerintah. Dengan memanfaatkan jejaring sosial dunia maya gerakan massa ini dapat terwujud. Walhasil dengan berbagai upaya ini semoga kita dapat menyelamatkan masa depan generasi muda dari bahaya rokok dan mampu mewujudkan generasi sehat berkualitas.

Wallahua'lam..

NB : ane juga masih perokok aktif dan belajar untuk mengurangi dan berusaha berhenti.

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar