Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
4.4.12 | Rabu, April 04, 2012 | 0 Comments

Inginku Sampaikan

Tidak ada sejarahnya Allah melarang manusia untuk mencari nikmat, yang dilarang oleh Allah adalah merugikan orang lain. Orang orang sering salah paham dengan pernyataan, "Kenapa yang nikmat nikmat selalu diharamkan?". Bisa dikatakan, ini adalah pernyataan yang menyesatkan. Bukankah hanya sekedar kencing dan numpang hidup itu adalah nikmat? Apakah kemudian lantas diharamkan oleh Allah?

 
Allah melarang kita untuk merugikan orang lain. Seringkali kita tidak tahu, atau tidak mau tahu dengan tindakan yang kita ambil. Seperti membuang sampah dikali, atau mencoret coret pagar. Setiap kali seseorang ditegur membuang sampah dikali, selalu saja pembenaran yang dilontarkan oleh orang tersebut, "Apa buktinya saya yang membuat banjir? Sampah cuma sekantong gini" atau, "orang lain juga sama toh, kok saya tidak boleh" atau malah yang lebih parah, "Bapak saya gubernur, minggir". Mereka tidak mau memikirkan akibat akibat yang ditimbulkan oleh misalkan buang sampah di kali, dimana sampah tersebut kemudian bertambah, bertambah dan bertambah, yang mengakibatkan tumpukan sampah membuat banjir, bahkan memberikan bau tidak sedap ke sekeliling anda. Cobalah anda main ke kota jakarta, anda pasti dengan mudah mencium bau tidak sedap disekitar kali, atau bahkan hanya di selokannya saja. Tidak ada yang tidak berbau comberan disana. Ini adalah akibat dari tidak mau tahunya orang lain, yang diperparah dengan sikap arogansi yang ingin semaunya. 



Agama membawa pesan pesan Tuhan, dan kebanyakan adalah pesan pesan demi kebaikan kita bersama. Seringkali nafsu dibawa untuk melegalkan keinginan setan untuk menghancurkan kenikmatan yang ada disekitar kita. Seperti pemandangan yang indah, cuaca yang sejuk, udara yang bersih, pepohonan yang rindang, dan bunga bunga yang indah. Seringkali kita lebih suka mengikuti setan yang memandang keburukan sebagai sesuatu yang indah bagi kita. Janganlah terburu buru menyimpulkan bahwa agama yang tidak kita kenal adalah buruk, atau orang yang suka mengkritik kebiasaan kita adalah setan, atau orang yang membawa ajaran asing adalah musuh. Diamlah sejenak saat anda mendengar sesuatu yang baru, telitilah, dan simulasikanlah, dalam arti, cobalah dalam skala yang kecil, kemudian lihat manfaatnya. Jika bermanfaat itulah yang perlu kita ambil. 

Setan seringkali dengan cerdiknya menakut nakuti manusia, supaya tidak membantah nasehat sesatnya untuk menghancurkan nikmat manusia. Dan tidak segan segan untuk menggunakan kekerasan jika ada berani yang merusak rencanya. Akan tetapi bukan berarti kita harus mundur dan takluk. Kenapa harus mengikuti setan yang akan mengancurkan kita, dengan senang hati menjadi kaki tangan setan mengancurkan apa apa yang telah kita miliki? Bahkan dengan uang sedikit patuh untuk menuruti perintah setan?

Pengkelompokan pengkelompokan yang secara tidak sadar dilakukan oleh manusia adalah strategi setan, yang naluriahnya, tidak pernah terpikirkan oleh manusia. Sehingga membuat manusia lupa pada tujuannya, lupa pada saudaranya. Dan terjebak dalam permusuhan antar kelompok. Padahal,manusia adalah satu, umat manusia. Bukan agama A, ideologi B, iman C. Manusia adalah manusia. Diciptakan oleh Tuhan dengan tujuan untuk mengatur bumi, supaya enak didiami bagi semua. Minimal enak untuk didiami oleh manusia sendiri, bukan malah menjadi parasit bagi bumi, yang menghancurkan apa saja yang ada didepan matanya.

Sejarah manusia selalu saja diisi oleh peperangan. padahal, awalnya adalah karena ketidak tahuan manusia,  prasangka duga, dan ego manusia. Kadang peperangan dimulai karena keengganan manusia untuk mencari tahu pemikiran lawannya, yang kemudian diperparah oleh dugaan dugaan bohong yang dialamatkan kepada orang yang dia pandang lebih lemah. Atau malah ego manusia yang menyatakan bahwa dirinya agung, besar, sehingga harus selalu dipuja puji, yang diperlakukan bak Tuhan, yang harus diperhatikan terus keinginan dan perasaannya. Inilah biang dari permusuhan oleh umat manusia. Kebodohan dan hawa nafsunya.

Untuk setiap hal yang dilakukannya, manusia dibebani tanggung jawab. Bukan untuk seenaknya melakukan apa apa. Masih banyak kenikmatan yang tanpa disertai tanggung jawab, kenapa malah menyukai kenikmatan yang disertai tanggung jawab, tapi tidak mau bertanggung jawab? Yang menyengsarakan orang banyak, yang membuat orang banyak menangis dengan pedih, yang membuat orang banyak tewas dalam peperangan.

Sekarang anak anak remaja mencoba untuk ikut ikutan seperti di film film untuk menjadi orang orang tua, dengan bercampur dengan para pasangan pasangannya. Tapi tidak mau bertanggung jawab. Sebagian orang orang mengiyakan praktek pembunuhan bayi, dan usaha pembunuhan bayi ini dengan mengatakan bahwa itu adalah hak azasi manusia. Entah kenapa, karena pengkotak kotakan ini, manusia sudah tidak mau lagi melihat derita orang lain, dan lebih menyukai untuk mengikuti egonya yang terusik karena merasa dilangkahi oleh orang dari agama lain. Padahal, seharusnya kita berjuang bukan untuk kelompok kita, tapi berjuang untuk yang benar. Apapun kelompoknya, apapun label identitasnya, kalau salah ya harusnya dibuang, bukan dibela.

Saya akui, saya orang munafik, saya orang jahat. Tapi bukan berarti saya menyukai kejahatan. Kalau saya jahat dan semua orang jahat, lalu siapa yang akan mengingatkan kalau ini semua adalah kesalahan? Lalu siapa yang akan menghentikan kekejaman ini kalau semua orang tidak ada yang mau mengingatkan? Bukankah kita semua merasakan sendiri bahwa kehidupan seperti ini sangatlah buruk? Bukankah itu yang kita keluhkan kepada para pemerintah? Bukankah itu alasan supaya kita semua ingin perubahan?

Pikirkanlah semua tindakan kita. Ada tanggung jawab dibalik itu semua. Timbang timbanglah semua yang akan anda lakukan, karena ada nasib orang yang harus anda perhatikan dibalik keputusan anda. Wallahua'lam

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar