Ingatlah wahai kekasih...
Kekasih yang senantiasa di jaga oleh alam
Ingatlah suatu ketika aku akan mati
Akan meninggalkan malam – malam teramam
Menyandang 3 lapis bulu putih laksana malaikat
Dan akan aku akhiri kisah duniawi ini dengan hakikat
Bila tibanya aku pergi...
Jangan ada deras air mata lagi
Karena ratapanmu nggak akan sejenakpun membuatku segan
Karena disana ada puncak pencapaianku yang membuatku nyaman
Sungguh, wahai kekasih jangan lemah karena kepergiannku
Biarkan aku bertalu dalam dekapan malaikat penjemputku
Wahai kekasih...
Yang lalu biarkan lekas berlalu
Dan harapan – harapan itu hanya ghaib dan rancau
Engkau masih punya waktu
Dimana engkau harus ada untuk generasi baru
Jika tampak kebaikan pada diriku, itu hanya palsu
Sedang kau yang tau arti maaf di lain waktu
Wahai kekasih pualam malam...
Janganlah kalah pada prahara
Menangis dalam sembab tentunya itu lebih hina
Dari pada meronta di balik prahara dusta cinta
Jikapun aku kembali memanggil – manggilmu dalam mimpi burukmu
Itu bukan berarti aku rindu padamu, tapi itu tanda bahwa dosaku jgn
sampai kau laku
Mulai malam ini burung mungil itu telah terlepas dari sangkarnya
Bukan berarti dia terbebas dari hujatan malaikat cinta
Yang mencintai tanpa
pengcualian , yang mencintai dengan kebutaan
Apakah dia tidak tau makna sendiri , arti bersama ?
Disaat pagi memberi sempat , siangpun dia nggak kunjung menata niat
Padahal sinaran itu pengen berulang , kepadanya hujan dia bersulang
Wahai kekasih..
Dirimu adalah bait – bait doa para pujangga
Tak terganti dengan semenjana bianglala
Bagiku kau tak terkira dari apapun yang terkira
Kau adalah ketenangan , buaian , keistimewaan
Kesakitan yang nikmat , yang terkecap dalam kefatamorganaan
Rindu..merindu...
Teriakan itu menjadi lagu , bulir air mata jadi garu
Di kesetiap mengingat raut ronanya tergambar pesan ummul qur’an di
sepanjang usia
Pada masing – masing bola matanya tiada ku kuasa memalingkan
kebeningannya
Demi tahajjud dan taubatku , apakah dia ini jawaban dari semua ?
Ini tentang ambisi ataukah ini memang faktualisasi ?
Arrgh....menyesal aku, berkaca pada jejak masa lalu
Menyesal harus menyambangi jalan hidupnya dalam hidupku
Semoga saat hakim sudah ketok
palu
Kutemu jawaban itu , jawaban si tuli pada si bisu
Semoga cukupku mengobati jengahnya dunia pada kefrustasianku
Yang sekian masa menggadaikan diri pada penantian , pencarian palsu
Boleh jadi Allah mencegah pemberianNYa
pada kita sebagai bentuk anugerah
Tertahannya kita dari segala bentuk hasrat kita sebagai ujud kasih
sayang dariNYa
Serta tertundanya kita dari meraih segala apa yang kita harap &
damba
Sebagai wujud sabda keEsaanNya dan keMahaanNya
Karena Dia adalah Dzat Maha mengetahui segenap kedalaman kerahasiaan
Dari pada apa yang kita sering rengekkan dan fatwakan pada segala
penjuru kefanaan
copyright: elmishbakh@yahoo.co.id
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar