'klingggg!' Suara pingchat BB ku berbunyi. Terkirim pesan singkat.Assalamu'alaikum umiiiiouyyyyyyyy... Cinta! Masih di dapur atau masih di kasur ya, Cantik?Libur dua hari (weekend ) kita jalan-jalan ke yuk!Mmuuaahh... muah...Si gundul - suamimu.
****************
Melambung-lambung hati sang istri, bias gembira terlukis bagai detak jarum jam dinding yang terus berpacu tak berhenti. Duhai pujaan hati, pandai dikau menyusun kata merajut kasih dalam basuhan telaga cinta...tau aja bahwa istrimu ini lagi rindu 'gombalanmu ' sayang .."pekik sang istri dalam hati ".karena sudah hampir sebulan nggak bertemu suami karena ada pekerjaan diluar pulau .
Istri, ia diciptakan sebagai sakanah yang memiliki arti penyenang dan penentram bagi suami. Belaian kasih sayang, sambutan senyum ceria, dan kelembutan tutur sapanya, ia gulirkan untuk melepaskan segala penat sang suami dalam mencari nafkah. Menjaga benteng amanah agar suami tidak mengangankan orang lain kecuali istri dan sang buah hati. Firman Allah SWT,
"Dan di antara kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya." (QS. Ar-Ruum : 21).
"Dan di antara kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya." (QS. Ar-Ruum : 21).
Suami, ia diciptakan menjadi qawwam, pemimpin juga pelindung bagi istri. Bidang dadanya disediakan untuk menampung riak gemericik air mata sang istri di kala pilu, kala rapuh , bahunya akan menjadi sandaran saat istri dalam kegamangan meniti ridha Illahi Rabbi. Kokoh tangan serta peluh keringat terpacu mencari ikhtiar rezeki khalalan thayyibah untuk membahagiakan istri serta buah hati penyejuk jiwa. Firman Allah SWT, "Tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu, dan janganlah kamu menyusahkan mereka hingga menyempitkan (hati) mereka." (QS. Ath-Thalaq : 6).
Seperti layaknya hidangan lezat yang memerlukan bumbu-bumbu mantap, hubungan suami istri pun demikian. Bumbu yang tidak hanya digunakan untuk membangun kokohnya pijakan iman menuju pelabuhan akhir yaitu baiti jannati, tapi juga menjadi pemanis mawaddah wa rahmah dan lem perekat indahnya taqwa tautan jiwa dalam menjauhi derap perselisihan tak berujung. Bahasa cinta menjadi bumbu tautan penghalau badai dan kekuatan kesetiaan dalam menjaga cinta dan kasih yang tak lekang oleh waktu .
"Abi ,Sayang, hati-hati di jalan. Fi amaanillah," Cup! Kecup mesra pada tangan kanan."Wah, hari ini masak apa, habibah bii. Masya Allah, kayaknya sedap deh." jangan lupa ya bikin klepon juga ya.....hehehe
Beberapa pasangan suami istri, mungkin ada yang masih merasa enggan dan kaku
mengungkapkan komunikasi kalimat sayang dan manis seperti yang saya tulis di atas. Kadang ada juga yang merasa dengan bertambahnya rajutan usia pernikahan, bahasa cinta sebagai bumbu pemanis bukanlah hal yang penting...wah harap hati2 ya... karena PIL / WIL bisa terjadi karena berkurangnya bahasa itu.
mungkin kebanyakan pasutri beralibi , "Hiy! 'ndak pantes, abis udah lapuk sih." "Amit2 deh, boro-boro kata sayang, tegur sapa aja males!". nah , sebaiknya argumen seperti ini kita singkirin jauh2 deh kalo2 emang hubungan pasutri tetep pengen awet . "Lah, cinta kan mah cuman teori.". memang , trus apakah teori itu harus tetep jadi teori ? kan , sudah selayaknya untuk saat ini kita praktekkan , apalagi dalam ikatan pasutri itu hukumnya WAJIB 'AIN..biar predikat sakinah ma waddah wa rahmah bisa kita peroleh .
Duh duh duh... Ke manakah perginya kata-kata indah saat dulu wangi melati masih segar tercium?
Di manakah gejolak rasa yang membara saat awal separuh dien menjadi sempurna? dimana suara lembut mesra seperti awal-awal berumah tangga ?
Kita lupa, betapa Rasulullah SAW sebagai suri tauladan, suami penuh sikap lembut selalu memberi cinta dan sayang pada istri-istrinya. Seperti dalam sabda beliau, "Sesungguhnya ketika seorang suami memperhatikan istri dan istrinya memperhatikan suami, maka Allah memperhatikan mereka berdua dengan perhatian penuh Rahmat. Manakala suaminya merengkuh telapak tangannya (istri), maka berguguranlah dosa-dosa suami istri itu dari sela-sela jari jemarinya."
(Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi dari Abu Sa'id Al-Khudzri RA).
(Diriwayatkan Maisarah bin Ali dari Ar-Rafi dari Abu Sa'id Al-Khudzri RA).
Setuju! Kata-kata cinta bukanlah hal yang primer dalam berumah tangga. Tapi tanpa disadari, melalui bahasa cinta, ia dapat menumbuhkan benih-benih kasih sayang yang makin erat di antara seorang sakanah dan seorang qawwam. Ia dapat menjadi sumbu penghangat jiwa berbeda dalam mengokohkan pijakan menuju berkah Allah SWT dan menjadi penentang tulalit kegagalan komunikasi (communication breakdowns) yang tak bosan menerjang. Dalam firman-Nya, Allah mengatakan,
"Tidaklah kamu memperhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, ia seperti pohon yang akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu memberikan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya." (QS. Ibrahim : 24-25).
"Tidaklah kamu memperhatikan Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, ia seperti pohon yang akarnya teguh dan cabangnya menjulang ke langit. Pohon itu memberikan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya." (QS. Ibrahim : 24-25).
Memang, tidak semuanya dapat begitu saja mengalir lancar bagai derasnya curahan air terjun dlundung ( wisata di daerah Mojokerto -JATIM ). Ada saatnya lidah masih kelu karena malu atau pun ada saatnya lidah merasa lelah. Tapi cobalah untuk menyempatkan diri menoreh kata-kata indah tersebut melalui sarana high tech abad 21 yang terkirim lewat SMS , chatting internet, ataupun lewat webcam / skype tanpa canggung bertatap muka apabila kita sedang dalan long distance karena suatu pekerjaan. Perlahan tapi pasti, melalui bahasa cinta, dua bentuk hati akan terpadu merengkuh rahmat Illahi Rabbi menuju surga dunia, yaitu pernikahan bahagia..tanpa ada rasa curiga atau cemburu buta karena kurangnya intensitas bersama.
Betapa indahnya, bila suatu saat, jika salah satu dari pasangan pergi mendahului menghadap Sang Khaliq, yang ditinggalkan dapat mengatakan, "Ya RABB, semua perilakunya teramat mengesankan bagiku...maka tempatkan dia di tempat terindah yaitu surgaMU ,,amiiien" (kana kullu amrihi ajaba), seperti yang diungkapkan oleh Aisyah radhiyallahu 'anha ketika ditanya tentang perilaku Rasulullah yang paling mengesankan semasa hidup beliau.
*****************
"Cantiiikkkku!!! umiiii!!!" Ini kleponnya sengaja dibiarin gosong ya?!" pekikan menggelegar dari arah dapur.
"Dari tadi di depan laptop!!! Ngapain aja, seeh miii?!" Bla... bla... bla...
"Eh, apa biiii? Gosong?! Wuaahhh!"
"ngapunten bii... maafin mi yaa...,.kalau abi tau akan gosong kenapa nggak abi matiin tadi kompornya."
"ya mana abi tau mi kan bii habis mandi..."
ilustrasi |
"Tidak terlihat di antara dua orang yang saling mencintai (sesuatu yang sangat menyenangkan) seperti pernikahan." (HR. Ibnu Majah).
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar