Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
2.11.11 | Rabu, November 02, 2011 | 0 Comments

Harga Diri Itu sudah Mati

Harga diri? Memangnya masih ada di jaman seperti ini ? Seandainya pun masih ada pasti dihargai dengan harga yang murah .
Aku tersenyum geli sekaligus miris dengan kata-kata temanku tadi.
Miris dengan kondisi saat ini yang aku sendiri bingung harus diurai dengan ‘’campuran apa’’ sehingga kondisi ini bisa berubah, sekaligus geli dengan kata ‘’ dihargai murah ‘’ yang menurutku juga adabenarnya, atau malah memang benar adanya .
Coba kita tengok dari jendela sebelah dengan hati dan fikiran yang bening , kalau kebetulan kita berada di lantai satu sebuahbangunan di Jakarta ada kecemasan yang luar biasa kalau tiba – tiba ada sebuah batu sebesar kepalan tangan yang tiba – tiba menerobos masuk ke ruangan kita . Atau tiba – tiba sebuah gear sepeda motor lengkap dengan rantai yang bekas nyelonong masuk setelah memecahkan kaca jendela yang tidak salah apa – apa.
Semua berlangsung begitu saja dengan tidak ada yang bisa membendung . Para pemain drama kolosal ini bukan pemain film beneran. Tapi mereka adalah anak – anak kita yang berpredikat sebagai ‘’ pelajar ‘’.
Ya pelajar … yang seharusnya tugas utama mereka belajar , bukan tawuran .
Kalau dulu tawuran itu lebih banyak dilakukan oleh pelajar SMA sekarang penyakit itu sudah menular ke adik- adiknya yang baru duduk di SMP . Nggak jantan katanya kalaunggak ikut tawuran , masalahharga dirikatanya. Masya Allah …Seandainya kita kebetulan berada di lantai 2 atau yang lebih tinggi dari itu, kekhawatiran terjadi sesuatu yang tidak diinginkan juga sangat besar. Bisa jadi pada saat kita bekerja diruangan AC yang cukup sejuk itu tiba – tiba berubah menjadi panas seketika ketika ternyata di luar gedung sedang terjadi kebakaran hebat sebagai ekses dari tawuran massal antar kampung yang frekwensinya semakin sering.Entah apa yang ada dibenak mereka sehingga panah api dan bom Molotov tiba – tiba jadi teman setia mereka. Kalaupun terjadi kebakaran jangankan dipadamkan , warga lebih sibuk mempertahankan ‘’wilayah kekuasaanya’’ dengan alasan yangsama ,harga diri.
Jangan terlalu berharap pemadam bisa membantu , bukan karena mereka tidak mau membantu. Mereka tetap saja berusaha mati- matian untuk bisa datang membantu tanpa pamrih, sayangnya di jalan mereka di cegat dan tidak boleh masuk ke area yang terbakar.
Mereka sudah terbiasa bekerja dengan taruhan nyawa untuk menyelamatkan orang lain, dan sudah sangat terbiasa mendengar cacian masyarakat karena telat datang, padahal memang tidak boleh masuk ke lokasi kebakaran oleh warga yang sedang tawuran . Tetap saja mereka ihklas menjalaninya , karenaharga diribagi mereka adalah pada saat mereka bisamenyelamatkan sesama.
Kalau kita di jalan raya sepertinya lebih parah lagi. Kalau dulu kita masih merasa aman berada di kendaraan umum , rasa itu sudah hilang sekarang. Jangankan untuk perjalanan malam , siang bolongpunsangat mungkin terjadi tindak kekerasan. Para penjahat sudah tidak malu- malu lagi menjalankan operasinya di siang hari dan di keramaian orang.Karena mereka tahu saat ini tidak ada lagi keinginan untuk menolong mereka yang sedang kesulitan , semua orang cuek dengan urusan masing – masing . Padahal Islam mengajarkan kalau seseorang meminta pertolongan kepada kita maka kita wajib menolongnya apapun resikonya.
Coba tengok di sekeliling kita , seandainya ada akhwat yang sedang berada di kendaraan umum kemudian menjadi korban pencopetan atau penjambretan , akankah kita hanya tinggal diam dengan alasan itu adalah urusan orang lain ? Sudah hilangkah kebanggaan kita sebagai laki – laki untuk menjadi penolong sesama? Manaharga diri-mu ?
Jadi bukanlah hal yang aneh kalau saat ini kejahatan di kendaraan umum menjadi halyang sangat lumrah karena kita memang tidak peduli kepada sesama . Kaum akhwattetap merasa sendiri dan harus mempertahankan diri sendiri tanpa bisa berharap dengan orang – orang sekitarnya.
Belum lagi kalau sang akhwat tidak bisa menghargai dirinya dengan berpakain sopan atau berjilbab maka potensi pelecehan akan semakin terbuka tanpa diasendiri menyadarinya.
Belum lagi ditambah kemacetan yang bukan hanya terjadi karena memang sudah tidak sebanding antara jalan dan jumlah kendaraan tetapi juga ulah para pemimpin kita yang senang melakukan perjalanan dengan pengawalan yang luar biasa.
Alih – alih kepingin membenahi dan menguraikan kemacetan , bagaimana mungkin kalau beliau – beliau tidak pernahmengalami dan merasakan macet ? Penyakit bangga dengan pengawalanpun sudah mulai bergeser ke daerah sehingga pada jam – jam tertentu rakyat harus merelakan sebagian haknya untuk kenyamanan mereka , bukan sebaliknya.
Hal yang jamak kita dengar sebagai alasan adalah para pejabat itu ngurusin rakyat dengan urusan yang sangat banyak ,pelik dan sangat penting sehingga perlu mendapatkan fasilitas khusus termasuk di jalan raya. Padahal kalau kita mau jujur sebenarnya ukuran penting bagi seseorangberbeda tetap saja berbeda – beda.Sama seperti penilaian seseorang terhadap jumlah uang .
Bagi sebagian saudara kita bisa datang tepat waktu dengan menggenjot sepeda butut untuk menghadiri undangan pak lurah dikantornya adalah sebuah urusan yang sangat besar , sementara bagi pak Lurah itu adalah hal biasa karena hari ini begitu banyak tamu.
Begitu juga dengan nilai uang. Banyak saudara kita yang sehari saja bisa mengeluarkanber juta-juta rupiah untuk membeli isi rumah dengan brand yang ekslusif sebagai ciri keluarga yang sukses menurut ukuran dunia , sementara di sisi lain ada seorang nenek yang harus memecah dan mengangkut batu untuk mendapatkan 10 ribu rupiah sehari sebagai penyambung hidup .
Pasti itu adalah sebuah urusan yang sangat besar bagi sang nenek.
Coba sekarang kita tengok televisi di ruang tamu . Kita akan terhenyak atau mungkin sudah terlalu biasa mendengar berita tentang kerusuhan di kampus . Dan itu hampir terjadi tiap hari , sehingga rasa hormat dan sayang kita terhadap adik-adikkita mahasiswa perlahan mulai luntur . Tiap hari kita harus menelan ‘’menu tawuran ‘’ yang mereka suguhkan baik antar kampus maupun yang lebih kecil lagi antar fakultas . Itupun tetap dengan alasanklasik :harga diri. Nggak tahu harga yang mana yang mereka maksud.
Sepertinya perlu redefinisi tentangharga diriatau Izzah bagi masyarakat kita . Kalau anak – anak kita yang masih duduk di bangku SMP dan SMA yang menganggap bahwa sekolahku harus ditakuti oleh sekolah lain maka sebenarnya pada saat yang sama mereka sudah membenamkan harga diri mereka kedasar lumpur dan susah untuk mengangkatnya.
Begitupun pada adik – adik kita mahasiswa, kalau dengan umur yang cukup dewasa itu mereka masih menganggap bahwa kampus dan mahasiswa fakultas A harus ditakuti oleh fakultas lain dengan konsekwensi apabila tidak ditakuti maka kekerasan fisik menjadi jalan keluar , makasebenarnya hilanglahharga dirimereka di mata masyarakat .Jujur semua orang kepingin melihat anak – anak kita tumbuh menjadi anak – anak yang tidak bangga dengan kekerasan yang sering kali tidak masuk di akal , tetapi mereka bangga sebagai anak – anak cerdas dengan akhlakul karimah.
Begitupunkepada adik – adik kita mahasiswa . Dengan kematangan berfikir dan bertindaksecara rasional mestinya hal – hal konyol seperti itu tidak harus terjadi .
Sementara diluar sana saudara – saudara muslim kita sedang menghadapi pilihan sulit antar demokarasi versi Amerika dengan tata dunia baru yang sering mereka dengung-dengungkan dengan beratnya memegang syariat Islam .
Hanya ada satu dua negara yang berani dengan gagah membendung arus walaupun dengan resiko kematian bagi para pemimpinnya . Sementara sebagai bangsa dengan muslim mayoritas di negeriini kita masih sibuk dengan urusan tawuran sesama anak bangsa baik di tingkat akar rumput maupun di elit kekuasaan.Kitapun masih bisa bernafas lega walaupun beribu – ribu TKI kita dilecehkan di negara lain karena memang kita belum menjadi bangsa yang punya martabat danharga diri.
Sebesar itukah rongga nafas di badan kita sehingga tidak pernah merasa sesak sedikitpun ? .Ataukah kita sudah terlalu lama melupakan adab dan kesopanan yang dulusangat dikenal di bangsa kita ? Entahlah , yang jelas saat ini tiap hari kita disuguhi dengan berbagai macam kekerasan dan ketidak jujuran.
Padahal Rasulullah diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak manusia .
Tentu menjadi hal yang salah kalau kita mengira ajaran Islam lah yang membuat kita terkekang . Justru sebaliknyasemakin dalam kita mempelajari dan mengamalkannya keberkahan negeri ini akan diturunkan oleh Allah tanpa kita bisa menghitungnya .
Kejujuran dan kerendahan hati sudah merupakan barang langka di negeri ini . Bahkan banyak orang akan merasa asing dengan sikap jujur dan tawadhu‘.
Sahabat Umar RA sebagai seorang khalifahtidak malu – malu mengangkat bahan pangan dengan pundak beliau sendiri karena melihat salah satu warga yang kelak dipertanggung jawabkannya di hadapan Allah, tidak bisa makan beberapa hari karena kemiskinannya. Beliu terjun langsung untuk melihat dan dekat dengan rakyat tanpa protokoler dan pengawalan yang njlimet.Beliau tidak pernah merasa takut akan disakiti dan di demo rakyatnya. Karena memang dekat .
Bahkan pintunya selalu terbuka untuk rakyat yang membutuhkannya. Beliau tidak takut dengan kematian yang senantiasa mengancam seorang pemimpin sekaliber itu karena disandarkan semuanya kepada ‘’maunya Allah’’.
Bahkan pada saat di baiat sebagai seorang khalifah yang ditanyakan pertama kali bukan fasilitas yang akan dia peroleh , tetapi justru menanyakan siapakah kelak yang berani menegurnya kalau dia berbuatsalah? Semua orang tahu Umar adalah sosok yang disegani kawan dan sangat ditakuti lawan.
Syetan pun memilih bersimpang jalan apabila ketemu beliau . Bukan untuk basa – basi , tetapi dari ketulusan hatinya beliau takut kalau tidak ada yang berani menegurnya akan membuat hatinya terlena dengan jabatan . Beliau selalu menjagaharga dirinya di depan Allah , bukan hanya sekedar kepada makhluk. Karena seharusnyalah semua bermuara kepada-Nya.
Wallahu a’lam
※※※$※※※※$※※※※$※※※※$※※
masjono@telkom.co.id

Published with Blogger-droid v1.7.4

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar