Nafsu manusia kadang seperti air mengalir. Selama ada celah yang bisa dilewati, di situlah air mengalir. Perbedaannya, bila air mengalir ke arah yang lebih rendah, sedangkan nafsu manusia sebaliknya.
Tabiat manusia yang diperbudak hawa nafsunya, senantiasa tidak pernah merasa puas. Terus menerus meningkat dan menemui satu titik kata “kurang”. Akibatnya, ia menjadi orang-orang yang kehilangan kepekaan sosial. Tak mampu menyelami apa yang terjadi di sekelilingnya. Na'udzubillah...
Sungguh menderita jika seorang muslimah diperbudak hawa nafsunya. Fitrah seorang perempuan yang menyenangi keindahan dan memiliki sifat “kepemilikan” yang lebih, membuatnya semakin menderita bila tak mampu mengendalikan nafsu diri sendiri.
Sederet pakaian indah di lemari, tak akan mampu meredam keinginan untuk memiliki yang lainnya, yang dirasa ”lebih”, dan setelah itu terulang lagi. Harta yang dititipkan padanya akan dirasa kurang, dantimbul sifat tak mau berbagi karena merasa kurang terus dan khawatir tidak cukup untuk keperluan diri.
Sementara Islam sangat menjunjung tinggi nilai kesederhanaan. Seperti disabdakan oleh Rasulullah SAW, "Beruntunglah orang yang diberi petunjuk kepada Islam, penghidupannya sederhana dan merasa cukup (qana'ah) dengan apa yang ada." (HR. Muslim).
Lalu apa yang dimaksud dengan sederhana?
Berikut beberapa hal yang memaparkan makna dari kesederhanaan :
• Hidup sederhana adalah hidup tidak berlebihan. Tidak bersikap mempertontonkan kemewahan di kalangan khalayak.
• Memiliki sifat qana'ah dan senantiasa berlaku adil serta bersyukur akan nikmat-Nya.
• Bersikap secara proporsional, menempatkan sesuatu pada tempatnya, dan menggunakan harta yang dimiliki selain untuk diri juga untuk kepentingan dan kemaslahatan umat.
Islam mengajarkan agar hidup ini bukan untuk menumpuk harta benda sehingga tidak produktif, tetapi justru harus mengalirkannya untuk kemaslahatan umat. "Kekayaan itu bukan karena banyaknya harta benda yang dimiliki, tetapi kekayaan jiwa." (HR. Bukhari).
Sungguh mulia jika seorang muslimah mampu mengalahkan hawa nafsunya dalam hal kepemilikan materi. Kecantikannya akan semakin terpancar dengan 'make up' kesederhanaan yang selalu dia kenakan. Keanggunannya semakin membumi dengan kemurahan hati dan sifat ringan tangannya dalam berbagi.
Kesederhanaan dalam Islam, bukan berarti kita tidak memaksimalkan ikhtiar agar menjadi orang kaya atau berkecukupan. Bukan pula berarti kita tidak boleh kaya. Justru, seorang muslimahharus maksimal saat berikhtiar agar mencapai kekayaan yang berkah. Seorang muslimah harus kaya tetapi memiliki sifat qana'ah. Untuk dirinya, dia mengambil secukupnya sesuai kebutuhan, tetapi untuk menolong orang lain atau untuk kepentingan umat, sebanyak mungkin dari apa yang bisa diusahakannya.
Tabiat manusia yang diperbudak hawa nafsunya, senantiasa tidak pernah merasa puas. Terus menerus meningkat dan menemui satu titik kata “kurang”. Akibatnya, ia menjadi orang-orang yang kehilangan kepekaan sosial. Tak mampu menyelami apa yang terjadi di sekelilingnya. Na'udzubillah...
Sungguh menderita jika seorang muslimah diperbudak hawa nafsunya. Fitrah seorang perempuan yang menyenangi keindahan dan memiliki sifat “kepemilikan” yang lebih, membuatnya semakin menderita bila tak mampu mengendalikan nafsu diri sendiri.
Sederet pakaian indah di lemari, tak akan mampu meredam keinginan untuk memiliki yang lainnya, yang dirasa ”lebih”, dan setelah itu terulang lagi. Harta yang dititipkan padanya akan dirasa kurang, dantimbul sifat tak mau berbagi karena merasa kurang terus dan khawatir tidak cukup untuk keperluan diri.
Sementara Islam sangat menjunjung tinggi nilai kesederhanaan. Seperti disabdakan oleh Rasulullah SAW, "Beruntunglah orang yang diberi petunjuk kepada Islam, penghidupannya sederhana dan merasa cukup (qana'ah) dengan apa yang ada." (HR. Muslim).
Lalu apa yang dimaksud dengan sederhana?
Berikut beberapa hal yang memaparkan makna dari kesederhanaan :
• Hidup sederhana adalah hidup tidak berlebihan. Tidak bersikap mempertontonkan kemewahan di kalangan khalayak.
• Memiliki sifat qana'ah dan senantiasa berlaku adil serta bersyukur akan nikmat-Nya.
• Bersikap secara proporsional, menempatkan sesuatu pada tempatnya, dan menggunakan harta yang dimiliki selain untuk diri juga untuk kepentingan dan kemaslahatan umat.
Islam mengajarkan agar hidup ini bukan untuk menumpuk harta benda sehingga tidak produktif, tetapi justru harus mengalirkannya untuk kemaslahatan umat. "Kekayaan itu bukan karena banyaknya harta benda yang dimiliki, tetapi kekayaan jiwa." (HR. Bukhari).
Sungguh mulia jika seorang muslimah mampu mengalahkan hawa nafsunya dalam hal kepemilikan materi. Kecantikannya akan semakin terpancar dengan 'make up' kesederhanaan yang selalu dia kenakan. Keanggunannya semakin membumi dengan kemurahan hati dan sifat ringan tangannya dalam berbagi.
Kesederhanaan dalam Islam, bukan berarti kita tidak memaksimalkan ikhtiar agar menjadi orang kaya atau berkecukupan. Bukan pula berarti kita tidak boleh kaya. Justru, seorang muslimahharus maksimal saat berikhtiar agar mencapai kekayaan yang berkah. Seorang muslimah harus kaya tetapi memiliki sifat qana'ah. Untuk dirinya, dia mengambil secukupnya sesuai kebutuhan, tetapi untuk menolong orang lain atau untuk kepentingan umat, sebanyak mungkin dari apa yang bisa diusahakannya.
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar