Pengadilan negeri Jakarte Utare sedang heboh-hebohnye dengan persidangan pencurian sepasang jarum pentul. Andi sang tersangka tanpa daya duduk di kursi pesakitan. Dengerin segala dakwaan dan tuduhan yang dialamatkan padanya (kayak pos aje).
Jaksa yang nama-namanya serem-serem: Si Naga, Si Buntar-Buntar, Si Singa Makan Raja dan si Angin Bah sibuk menyusun dakwaan berlapis-lapis layaknya kue lapis. Sementara si Hakim sibuk bersiin upil sambil mainin Blackberry.
Andi yang berada di sana tanpa pengacara apalagi bodyguard, terlihat lemas lagi tak berdaya. Selain karena dia lagi puasa, ia pun tak paham hukum perdana maupun pidana. Lagipula di persidangan ini yang dipakai adalah hukum rimba. Bagaimana hendak membela diri.
Cerita yang beredar diinfotaiment dan berita, andi kena pasal pencurian berencana sepasang jarum pentul yang tadinya hendak dipakai seorang-ibu-ibu pergi kondangan.
Selang tuntutan jaksa yang panjang kali lebar, si hakim menggebrak meja seraya berkata,“betulkah yang dikatakan jaksa (yang temen main golf saya) itu?”
Si andi yang culun bin pasrah menjawab.“Ho-oh hakim...” Hakim mendelik.
“Jelaskan dengan perkataan indonesia yang baik dan benar apa arti ho-oh itu? Apa artinya anda mengaku bersalah dan siap dihukum seberat-beratnya?”
Andi melengos dan menatap si hakim nanar.“Saya mengaku bersalah pak hakim, tapi saya tidak siap dihukum berat-berat. Lagi pula yang saya curi itu Cuma benda ringan: jarum pentul!”
“Enak saja kau bilang ringan....ingat jangankau lihat apa yang kau duri itu ringan. Tapi siapa yang kau curi...dia itu ibu-ibu kelas berat...maksudnya...eh bukan berat badannya..maaf ibu (jangan potong komisi saya)..dia itu pejabat tinggi negara. Yang gara-gara jarum pentulnya kau curi, ia tak lengkap mengenakan seragam kebesarannya tuk pergi ke kondangan yang akhirnya merugikannya ratusan juta rupiah!!!”
Si Andi garuk-garuk kepala. Kenapa gara-gara jarum pentul hingga rugi ratusan juta? Sementara ibu yang dicuri ngebuzz pak hakim lewat YM, agar jangan asal menyebut dirinya dengan istilah berat. Karena si ibu baru seberat 90 Kg.“Apa hubungannya jarum pentul yang saya curi dengan kerugiaan jutaan rupiah pak hakim..”
“Haah..kau masih tak tahu atau pura-pura tak tahu (dasar orang miskin!) Gara-gara jarum pentulnya kau curi si ibu tak jadi kondangan, padahal di tempat kondangan ia hendak bertemu dengan seorang bos yang hendak memberinya kontrak perusahaan sebesar 150 juta rupiah.”Hakim menggelegak, seperti melihat anak gunung krakatau yang mau meletus. Tapi tak jadi-jadi.
“Sebenernya kau mau apa sih dengan jarum pentul itu?!”
“Untuk mecahin bisul saya pak hakim....kebetulan saat itu bisul saya mau pecah. Supaya mudah saya coblos dengan jarum pentul itu...”
“Lalu kenapa 2 jarum yang kau ambil?”
“Sebab bisul saya ada 2 pak hakim..”
“Bah lucu kali kau ini...kalau begitu kau kuputuskan diberi hukuman penjara 3 tahun!!” kata Hakim langsung sambil ngetok palu...cepetan, soalnya sudah ada sodoran kasus baru di pesan FB temannya...“
Tapi pak....hakim....yang...tak...bijaksana.....” kata si Andi terbata-bata....
Nasib-nasib 2 orang yang dari tadi iseng menyaksikan persidangan itu kemudian saling mengobrol.“Sadis sekali hakim itu..menurutmu kawan, hakim itu adil atau tidak...dia kan orang miskin...kasian...”
“Justru itulah keadilan si hakim...ia akan memenangkan si kaya yang ngasih ia uang...coba kalo si tersangka ngasih uang...pasti dia yang dimenangin...itu namanya baru adil...”
believe it or not.......!!!????!!!!
Jaksa yang nama-namanya serem-serem: Si Naga, Si Buntar-Buntar, Si Singa Makan Raja dan si Angin Bah sibuk menyusun dakwaan berlapis-lapis layaknya kue lapis. Sementara si Hakim sibuk bersiin upil sambil mainin Blackberry.
Andi yang berada di sana tanpa pengacara apalagi bodyguard, terlihat lemas lagi tak berdaya. Selain karena dia lagi puasa, ia pun tak paham hukum perdana maupun pidana. Lagipula di persidangan ini yang dipakai adalah hukum rimba. Bagaimana hendak membela diri.
Cerita yang beredar diinfotaiment dan berita, andi kena pasal pencurian berencana sepasang jarum pentul yang tadinya hendak dipakai seorang-ibu-ibu pergi kondangan.
Selang tuntutan jaksa yang panjang kali lebar, si hakim menggebrak meja seraya berkata,“betulkah yang dikatakan jaksa (yang temen main golf saya) itu?”
Si andi yang culun bin pasrah menjawab.“Ho-oh hakim...” Hakim mendelik.
“Jelaskan dengan perkataan indonesia yang baik dan benar apa arti ho-oh itu? Apa artinya anda mengaku bersalah dan siap dihukum seberat-beratnya?”
Andi melengos dan menatap si hakim nanar.“Saya mengaku bersalah pak hakim, tapi saya tidak siap dihukum berat-berat. Lagi pula yang saya curi itu Cuma benda ringan: jarum pentul!”
“Enak saja kau bilang ringan....ingat jangankau lihat apa yang kau duri itu ringan. Tapi siapa yang kau curi...dia itu ibu-ibu kelas berat...maksudnya...eh bukan berat badannya..maaf ibu (jangan potong komisi saya)..dia itu pejabat tinggi negara. Yang gara-gara jarum pentulnya kau curi, ia tak lengkap mengenakan seragam kebesarannya tuk pergi ke kondangan yang akhirnya merugikannya ratusan juta rupiah!!!”
Si Andi garuk-garuk kepala. Kenapa gara-gara jarum pentul hingga rugi ratusan juta? Sementara ibu yang dicuri ngebuzz pak hakim lewat YM, agar jangan asal menyebut dirinya dengan istilah berat. Karena si ibu baru seberat 90 Kg.“Apa hubungannya jarum pentul yang saya curi dengan kerugiaan jutaan rupiah pak hakim..”
“Haah..kau masih tak tahu atau pura-pura tak tahu (dasar orang miskin!) Gara-gara jarum pentulnya kau curi si ibu tak jadi kondangan, padahal di tempat kondangan ia hendak bertemu dengan seorang bos yang hendak memberinya kontrak perusahaan sebesar 150 juta rupiah.”Hakim menggelegak, seperti melihat anak gunung krakatau yang mau meletus. Tapi tak jadi-jadi.
“Sebenernya kau mau apa sih dengan jarum pentul itu?!”
“Untuk mecahin bisul saya pak hakim....kebetulan saat itu bisul saya mau pecah. Supaya mudah saya coblos dengan jarum pentul itu...”
“Lalu kenapa 2 jarum yang kau ambil?”
“Sebab bisul saya ada 2 pak hakim..”
“Bah lucu kali kau ini...kalau begitu kau kuputuskan diberi hukuman penjara 3 tahun!!” kata Hakim langsung sambil ngetok palu...cepetan, soalnya sudah ada sodoran kasus baru di pesan FB temannya...“
Tapi pak....hakim....yang...tak...bijaksana.....” kata si Andi terbata-bata....
Nasib-nasib 2 orang yang dari tadi iseng menyaksikan persidangan itu kemudian saling mengobrol.“Sadis sekali hakim itu..menurutmu kawan, hakim itu adil atau tidak...dia kan orang miskin...kasian...”
“Justru itulah keadilan si hakim...ia akan memenangkan si kaya yang ngasih ia uang...coba kalo si tersangka ngasih uang...pasti dia yang dimenangin...itu namanya baru adil...”
believe it or not.......!!!????!!!!
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar