Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
About me Facebook Page Facebook Grup
Eramuslim Hidayatullah Arrahmah Voa Islam Underground Tauhid Khilafah.com Jihadwatch.org Islamcity.com
Jurnal Haji MakkahTv live Wisata Haji Media Haji Spirit Haji
Digital Haji Streaming Software Alharam-Nabawi Ceramah kristolog Ceramah Yahya waloni Purgatory: Beauty Lies Beneath Hiphop Native Deen Dialog Muallaf-Murtad Kajian Islam-kumpulan hadits qudsi DOWNLOAD GRATIS EBOOK ALQUR'AN DAN KITAB-KITAB PENGARANG TERKENAL FREE DOWNLOAD EBOOK KRISTOLOGI
Fakta [area] Kisah [area] Kritisi [area] Motivasi [area] Mukhasabah [area] Muslimska [area] Sejarah [area] Puisi [area] Samara [area]
23.8.11 | Selasa, Agustus 23, 2011 | 0 Comments

Hati-hati si Hati

“Pokoknya sakiiiiiit hati ini, sakiiit banget deh!”, keluhan seorang sahabat tatkala menceritakan prihal pengkhianatan seseorang yang dipercayainya. Mimik muka penuh kekesalan ditambah nada suara yang menandai rasa jengkel.Juga kelunya lidah seorang ibu, berurai air mata dan ragam tanya dalam nuraninya, “Kenapa anak hamba yang dibesarkan dalam pendidikan agama yang baik, tetapi melakukan perbuatan zina dan sering berdusta, Ya Allah?”, ibu mana pun juga yang merupakan muslimah sholihat, pastilah merasa hancur hatinya tatkala memetik kenyataan pahit melihat anaknya ‘kumpul kebo’ berlumur kehinaan dan belum juga bertaubat pada-NYA.

Lain lagi kalimat bijak dari Mas Fulan, seorang brother asal daerah Jawa Timur, iaberkata, “Dulu sih sakiit sekali rasanya, ingin melampiaskan dengan amarah atau bahkan membunuh… Tapi Alhamdulillah, saya masih bisa mengontrol diri. Hati ini berkata ‘tidak, jangan emosi’…. Maka sekarang saya lega… Alhamdulillah sudah ikhlas…”, senyumnya ceria. Subhanalloh, padahal Mas Fulan itu mengalami kepahitan suatu peristiwa hidup, pengalamannya ketika pulang ke rumah memergoki istri tercinta tengah berselingkuh, pasangan selingkuhan itu adalah saudara iparnya sendiri!


Maka tatkala Mas Fulan menceraikan si istri, adikperempuan Mas Fulan juga menjanda karena bercerai dengan suaminya tersebut. Tamparan yang luar biasa bagi keluarga mereka. Sempat trauma, begitulah kata Mas Fulan, lima tahun lebih ia merasa ketakutan membuat rencana berumah tangga kembali. Butuh waktu introspeksi diri, perlu lebih banyak pertimbangan yang matang, karena ia ‘takut’ hatinya terluka lagi.Dua tahun lalu, Mas Fulan ‘sembuh’, berjumpa dengan pilihan hatinya dan membangun rumah tangga yang baru dengan optimis, Allah ta’ala pasti melimpahkan obat luka terbaik buatnya. Keberkahan mengiringi, saat ini Mas Fulan telah menggendong jundi nan lama diimpikannya.


Alhamdulillahirobbil ‘alamiin.Memang si hati selalu jadi perbincangan sepanjang masa. Urusan hati berkaitan dengan cinta, benci, juga rindu dan sebagainya, dibahas tak pernah usai. Kedalaman hati seseorang tiada yang tau, kecuali Allah SWT. Dalam biografi dari Sufyan Ath-Thauree, Khalf ibn Tameem melaporkan bahwa ia mendengar Sufyan berkata: “Visi mata (apa-apa yang dipandang) seseorang bertujuan pada dunia fana, dan visi hati seseorang bertujuan untuk akhirat. Ketika seorang pria ‘melihat’ dengan matanya, ia sia-sia, (ia menilai sesuatu dari pandangan mata saja) tak bermanfaat. Adalah ketika ia melihat dengan hatinya, baik melihat seseorang yang disukainya maupun ‘melihat’ penilaian diri sendiri, ia memetik banyak manfaat.


”Kalau zaman sekolah dulu, sang ustadzku pernah berpesan seraya bercanda, “Ada tiga organ yang bicara…Wanita disebut cantik karena wajah dan penampilannya, simata yang bicara. Wanita cantik karena cerdas, pandai dan rajin, itu otak atau akal pikiran yang berkata. Wanita cantik karena berakhlakul karimah, baik budinya, itu si hati berucap. Dan mata lebih cenderung memperturutkan nafsu, maka pertimbangkanlah kata hati, karena kebaikan budi pekerti lebih berharga.”Dan sebagaimana yang kita ketahui, kecintaan seseorang kepada Islam tentunya membuat selalu ingin memahami dan terus menggali ilmu-ilmuNya. Dengan berusaha makin memahami, maka akan terus berusaha mengamalkan rambu-rambuNya, dan wujud yang paling terlihat adalah akhlakul karimah, kepribadian hidup sehari-sehari. Itulah pancaran hati nan cantik.Sufyan Ath-Thauree pun pernah mengatakan tentang ‘bukti kesabaran hati’.


Tiga hal tanda engkau telah bersabar : Jangan bicarakan tentang musibah yang menimpamu, jangan diumbar prihal sakit dan lukamu, serta jangan memuji dirimu sendiri. Astaghfirrulloh, kebanyakan peristiwa keseharian diri ini masih susah untuk bersabar, sibuk ‘nyari tempat berkeluh kesah’, sulit menata hati padahal sudah sering mengingat akan si obat hati, sebagaimana firman Allah ta’ala, bermakna, “Tidaklah kalian ketahui bahwa hati hamba-hamba Allah SWT yang beriman itu dibahagiakan oleh Allah dengan banyak berdzikir kepada-Nya.” (QS.Al-Hadid  : 16)


Si hati jelita dengan kelurusan niat dan kesyukuran, tentunya menampakkan sikapdan prilaku rendah hati dan ketulusan seseorang dalam menjalani detik-detik hidupnya. Wajah pun sumringah bahagia. Sedangkan hati yang dengki, iri, hingga berjibunnya penyakit hati, maka sikap yangtampak adalah rakus, tamak, doyan mengadu-domba, menebar fitnah, mencari celah ‘kemudahan mencapai tujuan’ dengan jalan apapun, berkhianat serta kesulitan untuk tersenyum.


Sebagaimana wasiat baginda Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam, “…Ketahuilah, bahwa setiap raja memilliki daerah terlarang. Ketahuilah, bahwa daerah terlarang Allah adalah hal-hal yang diharamkan. Ketahuilah, bahwa dalam tubuh terdapat mudghah (segumpal daging), jika ia baik, maka baik pula seluruhtubuhnya. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati”. (HR. Bukhari dan Muslim)


“Ada secuil catatan tentang si hati…Bilangan tahun adalah seperti pohon, bulan adalah dahannya,Hari-hari merupakan cabang-cabangnya, jam adalah daunnya,Dan nafas ibarat buahnyaSiapa pun yang nafasnya digunakan untuk taat kepada Allah,Maka buah pohon itu akan baik, lezat dan murni manisnyaSiapa pun yang nafasnya digunakan untuk mendurhakai Allah,Tentu buahnya akan jahat, busuk dan jelekWaktu panen adalah pada hari kiamatYang pada saat itu buah akan ditampilkan,Apakah itu manis atau asamKetulusan dan Tauhid adalah pohon dalamhatiCabang-cabangnya adalah perbuatanDan buahnya adalah kenikmatan hidup selama iniKehidupan duniawi dan kebahagiaan abadidi akhirat Buah tauhid dan ketulusan dalam kehidupan dunia adalah samaAllah limpahkan berkah kepada hamba –Nya nan ikhlasBalasan kebaikan berlipat gandaKemusyrikan, berbohong, dan kemunafikan juga pohon dalam hatiBuahnya adalah selama hidup tak tentramDiliputi rasa takut, tertekan, kesedihan, dan sesak dalam dadaKegelapan hati, dan di akhirat menelan az-zaqqum jua siksaan permanenAllah ta’ala menyebutkan dua pohon tersebut dalam ayat-ayat cinta-Nya Surah Ibrahim."


“Ya Allah, yang selalu membolak-balikkan hati, mantapkanlah hati kami dalam agama-Mu dan dalam ketaatan pada-Mu, amiin”.Wallahu a'lam bish-shawab.

0 Comment [area]:

 
[muslimska]MOONER area © 2010 - All right reserved - Using Copyright: hanya mutlak Punya Allah SWT
WARNING: keseluruhan isi blog ini free copy paste tanpa perlu izin penulis..Allahu Akbar..Allahu Akbar..Allahu akbar