Sebenarnya, akupun pernah mengalami kejadian serupa. Banyaknya tugas pekerjaan yang harus diselesaikan dalam waktu yang – nyaris - tidak memungkinkan, membuatku tak menyadari apa yang kutemui sepanjang jalan dari kantor menuju rumah. Jangankanbertemu dengan siapa, apakah jalanan macet atau tidak saja aku tak ingat pasti. Satu yang kuingat terakhir adalah sapa dansenyum Pak Satpam di pintu gerbang, dan baru sadar kembali setelah aku mematikanmotor di rumah. Astaghfirulloh, sungguh ini sangat berbahaya. Alhamdulillah, Allah masih melindungiku saat itu.
Kelelahan ataupun banyaknya beban pikiran seringkali membuat kita tidak konsentrasi, termasuk saat berkendara di jalan raya. Apakah sahabat pernah mengalami kejadian seperti ini?
Indera keenam. Barangkali dialah yang mengambil alih kendali saat kita sedang tak konsentrasi. Karena kebiasaan, semua bisa terjadi meskipun tidak kita sadari. Tapi, bagaimana bila 'indera keenam' - atauapapun istilah tepatnya - yang berperan saat kita sedang sholat. Bacaan sholat, gerakan rukuk, sujud dan sebagainya bukan kita kerjakan dengan penuh kesadaran dan pemahaman, tapi berjalan karena sebuah kebiasaan. Saat takbiratul ikhram kita masih ‘sadar’, tapi tiba-tiba baru tersadar kembali setelah salam.
Khusyuk bukanlah menjadi salah satu syarat sahnya sholat, tapi khusyuk dalam sholat adalah sebuah keutamaan yang harus diusahakan. Dan – setahuku – khusyuk tidaklah berarti lupa akan segala-galanya. Khusyuk justru sadar, mengerti apa yang dibaca dan dilakukan. Aku pernahmengulang sholat karena ada rukun-rukun yang aku lakukan tanpa kesadaran. Astaghfirulloh! Mengantuk, kelelahan ataupun banyak fikiran seringkali menjadi penyebab seseorang melakukan sholat tanpa ‘penjiwaan’, semua berjalan spontan,sebagaimana kebiasaan,baik sholat sendiri maupun berjamaah.
Apakah sahabat juga pernah mengalami?
Apa pendapat sahabat akan hal ini?
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar