Alkisah
sepasang suami isteri duduk - duduk di balkon lantai dua rumahnya, kemudian si isteri bertanya kepada si suami “Mengapa abi dulu menyukai umi? tanya sang istri
lalu si suami menjawab “Abi nggak bisa menerangkan sebabnya mi, ya beginilah abi memang menyayangi dan mencintai mi”.
Mendengar menjawab si suami, si isteri berkata lagi “Abi nggak bisa menerangkan penyebabnya? Bagaimana mungkin abi bisa katakan abi sayang dan mencintai mi sedangkan abi sendiri nggak bisa menerangkannya”
“Betul! Abi emang nggak tahu sebabnya tetapi abi bisa buktikan bahwa abi memang sayang dan mencintaimu” kata si suami
Lalu isterinya pun berkata “dengan bisa beri bukti apa? Tidak! umi ingin abi terangkan kepada umi sebabnya. Kawan-kawan pengajian umi yang lain yang punya suami, semuanya tahu dan mampu menerangkan mengapa mereka mencintai istrinya, namun tidak dengan abi yang nggak mampu menerangkan sebabnya”
Si suami menarik nafas panjang dan dia berkata, “baiklah! Abang mencintaimu karena umi cantik, mempunyai suara merdu , penyayang dan mengingati abi selalu. Abang juga suka akan senyuman manis umi dan tampak begitu manis jika umi melangkah, disitulah cinta Abi bersamamu mi”
Si isteri tersenyum dan berpuas hati dengan apa yang dikatakan si suaminya tadi. Namun begitu selang beberapa hari si isteri mengalami kemalangan dan koma karena serangan jantung. Si suami sangat bersedih dan menulis sepucuk surat kepada isterinya yang disayangi. Surat itu diletakkan disebelah tempat baring isterinya.
sepasang suami isteri duduk - duduk di balkon lantai dua rumahnya, kemudian si isteri bertanya kepada si suami “Mengapa abi dulu menyukai umi? tanya sang istri
lalu si suami menjawab “Abi nggak bisa menerangkan sebabnya mi, ya beginilah abi memang menyayangi dan mencintai mi”.
Mendengar menjawab si suami, si isteri berkata lagi “Abi nggak bisa menerangkan penyebabnya? Bagaimana mungkin abi bisa katakan abi sayang dan mencintai mi sedangkan abi sendiri nggak bisa menerangkannya”
“Betul! Abi emang nggak tahu sebabnya tetapi abi bisa buktikan bahwa abi memang sayang dan mencintaimu” kata si suami
Lalu isterinya pun berkata “dengan bisa beri bukti apa? Tidak! umi ingin abi terangkan kepada umi sebabnya. Kawan-kawan pengajian umi yang lain yang punya suami, semuanya tahu dan mampu menerangkan mengapa mereka mencintai istrinya, namun tidak dengan abi yang nggak mampu menerangkan sebabnya”
Si suami menarik nafas panjang dan dia berkata, “baiklah! Abang mencintaimu karena umi cantik, mempunyai suara merdu , penyayang dan mengingati abi selalu. Abang juga suka akan senyuman manis umi dan tampak begitu manis jika umi melangkah, disitulah cinta Abi bersamamu mi”
Si isteri tersenyum dan berpuas hati dengan apa yang dikatakan si suaminya tadi. Namun begitu selang beberapa hari si isteri mengalami kemalangan dan koma karena serangan jantung. Si suami sangat bersedih dan menulis sepucuk surat kepada isterinya yang disayangi. Surat itu diletakkan disebelah tempat baring isterinya.
Suratnya itu berbunyi :
“sayang! Jika disebabkan suaramu aku mencintaimu, sekarang bisakah engkau bersuara? Tidak! Oleh karena itu aku tidak bisa mencintaimu. Jika disebabkan kasih sayang dan ingatanmu aku mencintaimu, sekarang bisakah engkau menunjukkan? Tidak! Oleh karena itu aku tidak bisa mencintaimu. Jika disebabkan senyuman aku mencintaimu, sekarang bisakah engkau tersenyum? Tidak! Oleh karena itu aku tidak mencintaimu. Jika disebabkan setiap langkah aku mencintaimu, sekarang bisakah engkau melangkah? Tidak! Oleh karena itu aku tidak bisa mencintaimu.
Jika cinta memerlukan sebabnya seperti sekarang. Aku tidak mempunyai sebab mencintaimu lagi. Adakah cinta memerlukan sebab? Tidak! Aku masih mencintaimu dulu, kini, selamanya dan cinta tidak perlu sebab. Kadang kala perkara tercantik dan terbaik di dunia tidak bisa dilihat, dipegang. Namun ia bisa dirasai dalam hati”.
Hingga kapan aku mencintaimu , tentunya kamu nggak akan pernah tau , dan dengan cara apa aku mencintaimu , engkau pun nggak pernah tau , tapi engkau akan tau saat maut benar - memisahkan kita , karena di situlah aku akan bertahan dengan cintaku karena apakah ku begitu , tentunya kamu akan tau , karena aku ingin mencintaimu seperti Rasul mencintai khatidjah yang nggak pernah tergantikan oleh makhluk lainnya.
dan disaat engkau buka matamu tentunya kamu akan tau karena karena demi kamu jantungku donorkan padamu , bukan tanpa sebab kenapa ku begitu , karena sejak sebulan terahir aku telah di dianosa kanker hati stadium akhir , dan dengan jantung inilah aku berharap bisa terus mencintaimu...
Tolong jaga dan rawatlah anak2 kita , aku nggak bisa terus menafkahimu , tapi sedikit hartaku di bank manfaatkanlah untuk berwiraswasta dan terus besarkanlah mini market kita demi masa depan anak2 kita
yang selalu mencintaimu
ABI
Dan disaat sang istri sadar dari pengaruh obat bekas operasi jantungnya dan setelah membuka mata , dia langsung menangis sejadi - jadinya di pembaringan kamar RS , dia akhirnya sadar betapa besarnya cinta suaminya selama ini kepadanya..."abiiiiii, ...abiiiiii" maafkan umi yang selalu nuntuk abi begini begitu....
Komentar [area]:
0 Comment [area]:
Posting Komentar